Operasi Hiram | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Arab-Israel 1948 | |||||||
Tentara IDF di Sa'sa', 30 Oktober 1948 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Tentara Pembebasan Arab Suriah Lebanon | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Moshe Carmel | Fawzi al-Qawuqji | ||||||
Kekuatan | |||||||
6.000 | 2.000–4.000[1][2] | ||||||
Korban | |||||||
Tidak diketahui, ringan[3] |
400 tewas 550 ditawan[4][5] | ||||||
50.000 pengungsi Palestina |
Operasi Hiram adalah sebuah operasi militer yang dilancarkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) semasa Perang Arab-Israel 1948.[6][7] Operasi ini dipimpin oleh Jenderal Moshe Carmel, dan bertujuan untuk merebut region Galilea Atas dari pasukan Tentara Pembebasan Arab (ALA) yang dipimpin oleh Fawzi al-Qawuqji dan sebuah batalion Suriah.[8] Operasi ini, yang hanya berlangsung 60 jam (29-31 Oktober),[9] ditandai dengan pertempuran sengit antara Arab dan Yahudi dan berakhir tepat sebelum gencatan senjata dengan negara-negara Arab tetangganya mulai berlaku.
Sebagai hasil dari operasi, Galilea Atas, yang pada awalnya diatur melalui rencana pembagian oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjadi bagian dari sebuah negara Arab, akan dikendalikan oleh negara Israel yang baru terbentuk, dan bahwa lebih dari 50.000 pengungsi Palestina keluar menuju Lebanon.[10]